Pernyataan WHO bahwa Covid-19 telah menjadi pandemi global dapat terlihat perubahan yang signifikan pada banyak sektor. Salah satunya pendidikan, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) rata-rata telah diberlakukan per-16 Maret 2020 di berbagai wilayah di Indonesia sebagai salah satu upaya mengurangi kasus pandemi ini.
Tenang, Kita Tak Sendiri!
Faktanya, menurut UNESCO hampir 300 juta siswa di dunia terganggu kegiatan sekolahnya, dan pastinya akan merenggut hak-hak belajar siswa tersebut. Jika ditinjau di Indonesia, ada 28,6 juta siswa yang terganggu sekolahnya. Baru satu bulan kita melewati situasi ini, efeknya ternyata cukup besar bagi para pelajar.
Tinjauan dari beberapa ahli pun sudah lebih komprehensif dalam melihat masalah ini. Mulai dari masalah pedagogi, psikologis hingga kemampuan sosial yang cukup terganggu. Keadaan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya ini ternyata menuai kontroversi dalam berbagai kacamata ilmu. Spekulasi yang dimunculkan masing-masing individu pun beragam. Yang jelas, salah satu masalahnya adalah kebiasaan yang tiba-tiba berubah 180o . itulah yang menjadikan para pelajar, mau tidak mau, beradaptasi dengan keadaan yang baru. Termasuk kamu, iya kamu yang baca tulisan ini..
Bagaimana Stres Dapat Terjadi?
Weinberg dan Gould (2003) mendefinisikan stres sebagai ketidakseimbangan antara tuntutan (baik fisik maupun psikis) dan kemampuan untuk memenuhinya, jika gagal terpenuhi efeknya sangat krusial. Jika dalam biologi, stres ini memicu tubuh untuk melepas hormon kortisol dan adrenalin yang merupakan gejala alamiah saat seseorang mengalami situasi yang “mengancam.
Beberapa pelajar mengeluh stres dengan sistem PJJ ini. Betapa tidak, perubahan yang drastis serta pembelajaran yang diluar kebiasaan telah menjadikan pelajar selalu waswas terhadap pembelajaran. Belum lagi bagi pelajar yang belum siap dari segi fasilitas dan aksesibilitas, seperti gadget, kuota internet atau bahkan jaringan selular.
Bukan hanya itu, kebiasaan sosial bersama teman pun semakin menjadi “alasan keterpurukan” para pelajar, yang katanya tergolong Makhluk sosial. Bahkan perasaan bosan pun mulai bermunculan.
Lalu, Apa Yang Bisa Dilakukan?
Ada banyak tips yang bersebaran dan bisa diselancari di dunia maya. Tapi kita coba rangkum, hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir rasa stres yang melanda, seperti :
1. TERIMA dan IKHLAS
Ya, menerima dengan damai apa yang telah terjadi akan menjadi AWAL dalam meminimalisir stres. Penerimaan ini mengantarkan kita pada KESADARAN akan apa yang terjadi, terkhusus pandemi Covid-19 yang pasti akan menjadi bagian dari sejarah.
Dengan kesadaran, otak akan otomatis merespon setiap kejadian lebih rasional dan tidak dilebih-lebihkan.
Bayangkan! Sudah tugas banyak, kuota seret, marah-marah pula, habislah energi kita untuk hal yang sia-sia. padahal ikhlas tidak ikhlas tugas tetap harus selesai, kenapa kita tidak memilih ikhlas saja?
2. BUAT JADWAL
Penyusunan jadwal akan membantu kita mengetahui apa yang jadi prioritas. KECERDASAN dalam mengatur STRATEGI pun bisa terasah loh, jadinya waktu yang digunakan lebih produktif. Dengan ini juga kita bisa menentukan hari-hari mana saja yang padat, kapan rehat dari tugas dan gadget, kapan harus menghibur diri dan sebagainya.
Ingat! Waktumu adalah investasimu di masa depan!
3. CICIL TUGAS
Nah ini nih, kemungkinan orang-orang merasa dikejar-kejar tugas bukan karna sepenuhnya tugasnya banyak. Tapi pengerjaan tugas yang cenderung “Deadliner”. Akhirnya tugas yang tenggat waktunya sama akan bertemu, lalu mereka menikah dan beranak pinak apalagi jika ada tugas dadakan. Alhasil kita merasa merana, padahal sebelum-sebelumnya jatah rebahan sudah diambil berlebihan.
Mencicil tugas tidak susah, hanya perlu pembiasaan, dan ini lah waktunya. Bagi jatah rebahan kamu pada jadwal yang telah dibuat, hargai dirimu sendiri dengan membagi jatahnya sesuai kemampuan. Tubuh dan otak akan lebih bertahan lebih lama jika penggunaannya teratur, tidak “fluktuatif”.
4. KASIH APRESIASI DIRI
Nah buat kalian yang sudah merasa jadwalnya rapi, tugas juga sudah dicicil tapi ternyata masih ngerasa stress? Tenang! Mungkin kamu perlu mengapresiasi diri dengan apa yang kamu suka. Masukan pada jadwal yang akan kita buat, pastikan porposional ya..
Bisa baca buku (!), coba resep masakan baru, ngasah skill desain atau editing video, nonton film, menari, sekedar jalan-jalan liat yang ijo-ijo (pastinya sesuai dengan protokol pemerintah untuk physical distancing, ya) dan sebagainya yang bisa jadi alternatif kamu untuk buat keadaan ini lebih menyenangkan.
5. MAKSIMALKAN BERBAGAI KESEMPATAN
Mendukung kegiatan PJJ ini, banyak platform yang akhirnya bebas akses untuk semua. Platform bimbel ada Ruangguru, Zenius (meskipun sudah bebas akses sebelum wabah), platform jurnal dan buku seperti Ipusnas, Cambridge dan berbagai lainnya. ini kesempatan emas buat mengembangkan skill akademik kita. Begitupun dengan banyaknya webinar, diskusi online dan sebagainya yang bisa kita optimalkan hanya dari genggaman tangan.
Kita juga bisa mengasah skill positif lainnya dengan adanya kesempatan ini, apapun itu bebas! Bisa dengan menulis, bercocok tanam, belajar menjahit, belajar bisnis dan sebagainya.
Betapa pun cara-cara yang disebutkan diatas perlu kita yakinkan. Sebagai bagian dari sejarah, sudah saatnya menggali kemampuan diri namun tetap jadi pembelajar yang merdeka kita mulai dari sekarang. Semangat!
(A'zizah Shobiroh/PBio/2017)
0 Comments
Yuk kita diskusi di sini...