Sumber: news.cgtn.com dan CekAja.com
Sejak masa pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia, segala aktifitas atau interaksi
sosial mulai dikurangi dan dialihkan di rumah. Salah satunya seperti
perkuliahan, pembelajaran dilakukan di rumah secara online dengan menggunakan via
Goole meet, Google Classroom, dan Zoom. Seperti yang kita ketahui
untuk pembelajaran online ini banyak sekali dampak yang mengakibatkan pengaruh
pada pembelajaran perkuliahan tersebut.
Pada pembelajaran perkuliahan secara online
ini membuat suasana pembelajaran kurang efektif, dikarenakan selalu melihat
fitur layar monitor baik handphone, laptop ataupun komputer yang membuat
lelah mata para mahasiswa. Pembelajaran seperti ini pun bisa terhitung mahasiswa
yang memperhatikan, yang tidak memperhatikan bahkan hanya memasuki room
meeting saja tetapi ditinggal entah kemana. Begitu pula saat adanya
tugas-tugas, latihan soal dan ujian yang dilakukan secara online, dimana
pengawasan pengerjaan tidak maksimal diawasi oleh dosen dan memungkinkan
terjadi kecurangan. Akibat dari hal tersebut berpengaruh pada Indeks Prestasi
(IP) perkuliahan, ada yang menurun karena stress selama pembelajaran, ada juga
yang naik karena mungkin salah satu faktornya karena sedikitnya pengawasan dan
masih ada beberapa pengaruh lainnya.
Dimana pembelajaran perkuliahan ini terlaksana
kurang lebih 2 tahun, yang mana sudah menjadi suatu habit atau kebiasaan yang
entah membuat nyaman atau tidak. Waktu 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar,
aktifitas pembelajaran yang dulunya secara langsung kemudian di dua tahun
selama pandemi di biasakan pembelajaran secara online maka tidak perlu heran
akan ada banyak perubahan aktifitas atau kebiasaan dalam pembelajaran.
Pada awal tahun 2022, penyebaran COVID-19 sudah mulai mereda dimana beberapa aktifitas atau interaksi sosial mulai
dilakukan secara langsung atau offline seperti pembelajaran perkuliahan.
Pembelajaran perkuliahan secara offline tidak langsung dilakukan,
tetapi dilakukan secara bertahap melalui tahap pembelajaran hybrid
terlebih dahulu. Mengapa demikian? Karena untuk mengembalikan sedikit-sedikit
aktifitas online menjadi offiline. Sekitar akhir maret atau awal april pembelajaran perkuliahan secara offline mulai
diberlakukan, para mahasiswa mulai menyesuaikan habit memulai perkuliahan,
mengerjakan tugas dan ujian yang dilakukan secara offline.
Pembelajaran perkuliahan offline ini membuat
habit atau kebiasaan mahasiswa mengalami perubahan. Dimana perubahan itu
mempengaruhi banyak hal contohnya Indeks Prestasi (IP), yang kita ketahui bahwa
ujian yang di lakukan secara offline akan memaksimalkan dosen dalam mengawasi
mahasiswanya dan akan ada sedikit kecurangan yang dapat dilakukan kecuali
mahasiswa tersebut belajar dengan sungguh-sungguh sebelum ujian. Ketergantungan
karena pada saat ujian secara online sedikit pengawasan mempengaruhi Indeks
Prestasi (IP) nya, dimana ada yang menurun secara drastis dan ada juga yang
naik.
Dengan demikian, memang terkait habit atau
kebiasaan pembelajaran perkuliahan secara online ataupun offline harus diatasi
oleh mahasiswa dengan caranya masing-masing dimana yang mengetahui apapun
dampak pada saat pembelajaran dan Indeks Prestasi (IP) hanyalah mahasiswa itu
sendiri. Semuanya kembali kepada pribadi masing-masing dalam menyikapi
perubahan suatu keadaan atau aktifitas.
Penulis: Siti Fajriyah/P.Fis/2020 | Editor : Nurfirda/Anggota Ministry ER
0 Comments
Yuk kita diskusi di sini...